Diskon woi…..Diskon….
Cuci Gudang…..
Obral…..….
Special offer….
Big sale…..
Buy 1 Get 1 Free………
Itulah istilah-istilah yang biasa kita dengar di department store.Di Indonesia maupun di Malaysia sama saja, di negeri berkembang maupun di negeri maju sama saja, di mana saja semuanya sama banjir diskon menjelang hari-hari tertentu. One question! Apa yang pertama kali ada dalam pikiran Anda ketika membaca tulisan-tulisan tersebut di Pusat Perbelanjaan atau Department store??
Bisik kita di dalam hati “Potong harga, sayang donk untuk dilewatkan, saatnya untuk belanja besar.” Is it right??
Ada banyak sekali istilah yang bisa digunakan para pedagang untuk menggambarkan satu hal yaitu “Potongan harga”. Dan belief it or not, ada lebih banyak lagi alasan yang mereka miliki untuk mengadakan program diskon. Bahkan bisa dikata bahwa diskon itu bisa berlangsung sepanjang tahun.
Sebut saja cuci gudang menyambut tahun baru di bulan Januari, Valentine di bulan Februari, dan tidak ketinggalan juga Gong Xi Fa Cai. Di bulan Juni, diskon libur sekolah sementara Juli adalah Back to School. Agustus ada diskon menyambut kemerdekaan, sementara September tema diskonnya adalah Back To Campus. Oktober dan November bisa dilanjutkan diskon menyambut Ramadhan dan Idul Fitri, dan Desember sudah pasti, diskon Natal dan cuci gudang akhir tahun. Belum lagi diselingi dengan diskon menyambut ulang tahun pusat perbelanjaan, ulang tahun kota, program promo produk, launching produk baru, dan sebagainya. Intinya sich, alasan diskon bukanlah sesuatu yang baru dan sesuatu yang sulit dicari.
Karena itu, seberapapun menariknya tawaran diskon itu, sebenarnya tidak perlu ada kata”AJI MUMPUNG”. Karena diskon bisa berlangsung sepanjang tahun. Belanja seperti biasa saja, BELI YANG DIBUTUHKAN, tidak usah memaksakan membeli sesuatu yang belum tentu manfaatnya agar bisa mendapat diskon.
Tidak perlu merasa sayang melewatkan pembelian barang yang didiskon, karena kesempatan selanjutnya pasti akan datang kembali. Kalau memang bisa memanfaatkan diskon untuk membeli barang yang memang diperlukan, alhamdulillah. Tapi tidak usah deh kita paksakan membeli sesuatu yang belum dibutuhkan karena sedang ada diskon.
Diskon memang bisa menggiring orang menjadi lebih konsumtif. Hanya karena tertarik dengan penawaran diskon yang ada, akhirnya banyak konsumen mudah termakan trik diskon yang diterapkan. Padahal, banyak juga diskon yang bersifat MENJEBAK.
Coba simak baik-baik penawaran diskon berikut :
Diskon dari department store “R” dengan spanduk yang cukup besar tertulis “Diskon ganda 40% + 30%.
Diskon di supermarket “D” dengan tulisan sebagai berikut “Untuk setiap pembelian Rp. 50.000 (berlaku kelipatan) produk apa saja, berhak mendapatkan harga khusus produk X dari Rp. 2000 menjadi Rp. 1000.
Kalau ditanya, BERAPA PERSENKAH Diskon yang ditawarkan untuk contoh pertama dan contoh kedua?? Sebagian besar mungkin akan menjawab bahwa Department Store “R” memberikan diskon sebesar 70%, alias 40% ditambah dengan 30%. Dan supermarket “D” memberikan diskon 50% krena memotong harga produk X dari Rp. 2000 menjadi hanya Rp. 1000 saja.
Coba teliti lagi, berapa Persenkah sesungguhnya diskon yang ditawarkan?? Mari kita bahas satu persatu:
1. DEPARTEMEN STORE “R” (“Diskon ganda 40% + 30%.)
Mekanisme diskon ganda ini sederhana saja, pertama konsumen dipersilahkan untuk memilih produk yang akan dibeinya dan dibawa ke counter A untuk mendapatkan cap diskon 40%, setelah itu konsumen ke kassa B dan mendapatkan cap diskon 30% sekaligus membayar.
Misal saja, kita membeli kemeja dengan harga bandrol Rp. 100.000,- sebelum diskon. Di counter A, kemeja tersebut didiskon 40% harganya dari Rp. 100.000 menjadi Rp. 60.000. sebelum membayar di kassa B, kemeja tadi didiskon 30% lagi dari harga Rp. 60.000 dikurangi diskon Rp. 18.000 (Rp. 60 ribu x 30%) menjadi Rp. 52.000.
Harga kemeja tersebut awalna adalah Rp. 100.000 dan setelah di diskon dua kali harganya menjadi Rp. 52.000. ini berarti diskon yang di dapat adalah 58% bukan 70%.
PERHITUNGAN SECARA MATEMATIS :
Diskon #1 : Rp. 100.000 x 40% = Rp. 40.000
Harga menjadi Rp. 100.000 – 40.000 = Rp. 60.000
Diskon #2 : Rp. 60.000 x 30% = Rp. 18.000
Harga menjadi Rp. 60.000 – 18.000 = Rp. 52.000
Total Diskon = Rp. 58.000 (Rp. 40.000 + 18.000)
Diskon yang diperoleh = Penghematan = Rp. 58.000 = 58%.
Harga Asli = Rp. 100.000
So, ternyata, 40% + 30% bukan 70%, melainkan 58% sahaja.
2. SUPERMARKER “D” (Untuk setiap pembelian Rp. 50.000 (berlaku kelipatan) produk apa saja, berhak mendapatkan harga khusus produk X dari Rp. 2000 menjadi Rp. 1000.)
Diskon produk X memang betul 50% karena ditawarkan dari harga aslinya Rp. 2000 menjadi Rp. 1000. tapi diskon 50% itu hanya bisa didapat jika kita belanja Rp. 50.000,- Artinya, pembelanjaan yang Rp. 50.000 itu juga harus kita masukkan kedalam perhitungan kita.
Misal, kita membeli berbagai produk senilai Rp. 50.000, dan membayarnya di kasir. Struk belanja tadi kemudian kita bawa ke counter promo dan disitu kita bisa membeli produk X seharga Rp. 2000 hanya dengan membayar Rp. 1000 saja dengan menunjukkan struk belanja tadi.
Jadi, yang kita bawa pulang adalah produk senilai Rp. 52.000 (Rp. 50.000 untuk pembelian aneka produk+ 2000 untuk produk X). sementara uang yang kita bayarkan untuk membawa produk itu adalah Rp. 51.000 (Rp. 50.000 di kasir + Rp. 1000 di counter promo). Sehingga diskon yang didapat sebetulnya adalah :
Diskon yang diperoleh = penghematan
= Rp. 1000 = 1,9%
harga asli Rp. 52.000
Luar biasa!! Yang semula kita lihat sebagai diskon 50%, ternyata hanya 1,9% saja. Anda mungkin merasa contoh diatas itu tidak terlalu ekslusif karena hanya Rp. 51.000 saja yang dibelanjakan. Tapi jangan salah, diskon seperti itu bissa muncul dalam bentuk yang lain namun serupa.
Kedua contoh yang disebutkan diatas adalah contoh nyata yang selama ini sering terjadi. Jangan salah, pengelola took sama sekali tidak melakukan penipuan, mereka tidak bisa dipersalahkan. Yang mereka lakukan adalah memanfaatkan kekurangtelitian konsumen sendiri (kita sendiri) yang gampang/mudah terbujuk rayuan angka prosentase diskon yang menggiurkan.
Intinya, jangan mudah terkecoh dengan siasat diskon seperti itu. Angka-angka prosentase yang ditawarkan mungkin terlihat besar, namun sebelum memutuskan untuk memanfaatkan diskon tersebut, coba hitung kembali (punya hp kan, hitung pake hp hehehe daripada bawa kalkulator), hitung berapa sih diskon yang sesungguhnya diberikan ke kita???
0 Comments
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 777/XV Dikutip dari Tabloid NOVA No. 778/XV Dikutip dari Tabloid NOVA No. 779/XV Dikutip dari Tabloid NOVA No. 780/XV Dikutip dari Danareksa.com Dikutip dari Tabloid NOVA No. 872/XVI Dikutip dari Tabloid NOVA No. 880/XVI Dikutip dari Tabloid NOVA No. 883/XVI Dikutip dari Danareksa.com Dikutip dari Danareksa.com Dikutip dari Majalah Alia Dikutip dari Tabloid NOVA No. 904/XVII | ABOUTTIPS-TIPS INI DI DAPAT DARI BERBAGAI SITUS DAN TERUTAMA DARI KONSULTAN KEUANGAN DAN RUMAH TANGGA SAFIR SENDUK DAN KAWAN-KAWAN ArchivesCategoriesAll |